Deskripsi Terong
Terong (Solanum melongena) merupakan tanaman
setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun
tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan
bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga.
Manfaat Terong
Buah terung sudah
sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai lalap (sayuran segar)
atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terung yang enak dan banyak
mengandung vitamin.
Jenis - Jenis Terong
1. Terong Pipit atau Terong Lalap
Biasa disebut terong
mini karena ukurannya yang kecil. Bentuknya bulat, selain berwarna hijau, juga
ada yang berwarna ungu. Umumnya dimakan sebagai lalapan dan biasa terhidang di
menu masakan Sunda, seperti karedok (pecel dengan sayuran serba mentah).
2. Terong Telunjuk
Bentuknya panjang
seperti telunjuk, dan lazim terdapat di menu masakan Sumatera. Misalnya,
dimasak untuk bumbu gulai dengan campuran udang atau daging sapi serta disambal
balado, dapat juga ditumis dengan tambahan tauco.
3. Terong Ungu
Jenis ini yang paling
terkenal dari terong. Bentuknya beragam, ada yang bulat dan yang panjang. Jenis
terong ungu dengan warna lebih tua dijuluki terong jepang karena sering
digunakan pada kuliner Jepang, seperti tempura. Selain kering, rasanya juga
renyah. Sementara yang warnanya tidak terlalu gelap, berkarakter lebih lunak.
Ada juga yang berwarna hijau, dan biasa dimasukkan sebagai bahan sayur lodeh.
4. Terong Belanda
Bentuknya lonjong
menyerupai telur namun lebih runcing ujungnya. Daging buahnya banyak mengandung
sari buah, rasanya agak asam, berwarna agak hitam sampai kekuning-kuningan,
kulit buah tipis. Sewaktu belum matang, warnanya kuning lalu berubah menjadi
ungu ketika sudah matang. Bijinya bulat pipih, tipis dan keras. Berbeda dengan
jenis terong lain, terong belanda ini biasa diolah menjadi jus.
Syarat Tumbuh Terong
Terung sangat mudah
dibiakkan karena ia dapat hidup di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi
sekitar 1.200 m dpl. Namun demikian, tanah itu harus memiliki cukup banyak
kandungan bahan organik dan berdrainase baik. Selain itu, pH tanah harus
berkisar antara 5-6 agar pertumbuhannya optimal.
- Dapat tumbuh di
dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 – 300C
- Jenis tanah yang
paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan
drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari
harus cukup
- Cocok ditanam musim
kemarau
Pedoman Budidaya Terong
BENIH DAN PERSEMAIAN
Benih terung
sebaiknya disemaikan dulu sebelum ditanam pada lahan yang tetap. Pembuatan
bedengan dan cara penyemaian terung tidaklah berbeda seperti perlakuan pada
tomat. Hanya saja kebutuhan benih terung berbeda dengan benih tomat. Untuk
lahan seluas 1 ha, diperlukan 500 g benih terung dengan daya kecambah 75070.
Bibit terung berada di persemaian hingga berumur kurang lebih 1,5 bulan atau
kira-kira telah berdaun empat helai. Setelah itu bibit terung sudah siap untuk
dipindahkan di lahan penanaman.
PENANAMAN
Lahan penanaman
disiapkan dan diolah terlebih dahulu, kemudian di bentuk bedengan. Bedengan
dibuat selebar antara 1,2 – 1,4 cm dan panjang sesuai lahan. Kemudian bedengan
dibuatkan lubang tanam masing-masing berjarak sekitar 60 cm. Jarak antarbarisan
lubang tanam 70-80 cm. Setiap bedengan memuat dua barisan tanaman. Di antara
bedengan, haruslah dibuat parit yang berfungsi sebagai jalan dan pembuangan air
saat musim hujan. Hal ini penting dilakukan karena terung tidak tahan genangan
air. Selanjutnya setiap lubang tanam diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak
0,5-1 kg agar tanah cukup mengandung bahan organik. Setelah lahan disiapkan,
sebaiknya bibit yang telah siap tanam dimasukkan secara tegak lurus ke dalam
lubang tanam. Kemudian di sekitar lubang tanam disirami air agar tanah cukup
lembap, tetapi tidak sampai tergenang.
Pemeliharaan Terong
Setelah tanam,
penyiraman dilakukan kembali setiap 3 hari sekali hingga saat berbunga. Ketika
masa berbunga, penyiraman dilakukan 2 hari sekali. Namun, apabila penanaman
dilakukan pada daerah kering, maka penyiraman dapat dilakukan lebih sering agar
tanaman tidak layu kekeringan. Pemupukan pada terung dilakukan tiga kali, yaitu
sebagai pupuk dasar, susulan I, dan susulan II. Pupuk dasar diberikan saat
tanah mulai diolah, pupuk susulan I diberikan 7 -14 hari sesudah tanam, dan
pupuk susulan II diberikan saat tanaman mulai berbunga. Dosis pemupukan
bervariasi untuk setiap jenis terung dan jenis tanahnya, lihat pada Tabel
berikut.
WAKTU DAN DOSIS PEMUPUKAN TERUNG
No Jenis pupuk Total
Pupuk Dasar Pupuk susulan I II 1. Pupuk kandang 15 ton 15 ton 2. Urea 300 kg
100 kg 100 kg 100 kg 3. TSP 200 kg 200 kg 4. KCI 200 kg 200 kg Sumber : Rush
Hukum, kk.,1990. Pemeliharaan selanjutnya seperti penyiangan dan pendangiran dilakukan
bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun, bila dirasa perlu, penyiangan
dan pendangiran dapat dilakukan lebih sering. Tanaman terung memerlukan
penyangga agar cabang lateralnya tidak raboh terkena angin atau hujan. Ajir
dapat dibuat dari bambu atau kawat setinggi 60-90 cm.
Hama dan Penyakit Terong
HAMA APHIS (KUTU DAUN)
Serangan hama ini
ditandai dengan mengerutnya daun karena mengering. Daunnya berwarna kuning.
Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan Counter 50/1,8 SP dan Phoscormite 18
EC. Tungau (Tetranychus) Serangan
hama ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman terung menjadi abnormal. Daun
pucuk atau tunas yang terserang berubah menjadi keriput dan berwarna kuning.
Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan cara mengisap cairan dalam jaringan
tanaman. Pengendalian serangan dilakukan dengan menggunakan Phoscormite 18 EC
(0,5ml/liter) dan Nugor 400 EC (1ml/liter)
PENYAKIT KARAT DAUN
Serangan penyakit ini
ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan kanker pada daun
maupun -tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter
atau Diaphote vexans Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu, sebaiknya
pada awal penanaman digunakan SAAF 75 WP ( 2gr/liter ).
BUSUK AKAR
Serangan penyakit ini
ditandai dengan warna daun menjadi lebih hijau, lalu menjadi kuning, dan
akhirnya mati. Penyebabnya adalah cendawan Yerticilium alboatrum yang menyerang
akar dan pembuluh pada jaringan tanaman. Pencegahan serangan selanjutnya dengan
menggunakan SAAF 75 WP (2gr/liter). Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan
dengan perlakuan tanah, antara lain fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi
tanaman dengan tanaman selain jenis terung-terungan.
Panen dan Pasca Panen Terong
Umur terung yang
dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum terung
dapat dipanen sekitar 4 bulan atau 90 hari sejak semai. Selanjutnya selang
seminggu sekali, buah terung dapat dipanen 6-7 kali. Dalam pemanenan,
diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya
terung yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging
buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya
terung dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen sebaiknya
dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik
matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi
keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas
No comments:
Post a Comment