Thursday, December 22, 2011
Monday, September 12, 2011
FUNGISIDA ALAMI
Jamur/cendawan adalah organisme yang dapat hidup dan berkembang pada permukaan tanaman, binatang, kayu, manusia, dan bahkan semen serta permukaan-permukaan yang tidak hidup sekalipun. Mereka hidup dengan lebih baik di kondisi basah dan lembab. Ini dapat menyebabkan masalah untuk tanaman karena tertutupnya permukaan tanaman, menyebabkan pembusukan, dan mengganggu pertumbuhan normal. Langkah yang paling penting untuk mengendalikan jamur pada tanaman adalah dengan memberikan angin yang cukup, cahaya matahari, dan aliran udara. Munculnya jamur didukung oleh kondisi gelap, lembab, dan bahanbahan yang busuk.
Anda dapat menggunakan bahan ini sebagai fungisida alami. Buatlah racikan dari biji nimba sama seperti untuk pestisida alami, dan semprotkan pada jamur dan karat jamur. Ini juga bisa berhasil pada jamur lain, tapi penelitian untuk itu sedang dilakukan. Lakukan uji coba sendiri.
Kumpulkan sedikit rumput laut segar, bilas dengan air untuk menghilangkan garamnya, kemudian masukkan ke dalam seember air. Biarkan selama 2 minggu, kemudian semprotkan pada tanaman yang terserang jamur. Memotong cabang rusak
Campurkan 1 bagian urin manusia pada 4 bagian air. Semprotkan ke tanaman atau pohon yang terserang jamur, seperti jamur tepung, jamur merambat dan jamur-jamur lainnya.
Campurkan 1 liter susu segar atau susu bubuk dengan 10 liter air. Semprotkan sekali setiap sepuluh hari pada sayuran atau pohon yang terserang jamur, lumut, atau virus bercak.
Potong dan rendam 3 genggam besar daun ubi jalar dalam 1 ember air. Biarkan selama 1 hari, kemudian gunakan sebagai semprotan jamur khususnya penyakit jamur pada padi.
Keringkan bawang putih dan tumbuk menjadi tepung. Campurkan satu sendok besar tepung bawang putih dengan 1 liter air dan gunakan sebagai semprotan pada jamur-jamur di tanaman tomat dan buncis.
Semprotan pepaya yang digunakan pada serangga dapat juga digunakan sebagai fungisida ringan untuk jamur karat pada kopi, jamur tepung dan noda coklat pada daun padi.
Sunday, September 4, 2011
Kejibeling ( Strobilanthes crispus )Penggempur Batu Ginjal
T |
anaman Kejibeling ( Strobilanthes crispus BL )potensial untuk mengatasi batu ginjal. Daun tanaman ini mengandung kalium sebesar 63,34% yang dapat berfungsi untuk menghancurkan batu yang terdapat pada ginjal ataupun kantong kemih. Batu ginjal dapat disebabkan oleh antara lain terlalu lama menahan buang air kecil sehingga air seni menjadi pekat, kurang banyak meminum air putih, kekurangan vitamin A dan kelebihan vitamin D. Faktor makanan juga berpengaruh, misalnya memakan makanan yang mengandung banyak asam urat seperti melinjo, jeroan,bayam, sehingga resiko terbentuknya batu asam urat dalam ginjal dan saluran kemih meningkat.
Penyakit batu ginjal merupakan penyakit kronis akibat terbentuknya batu yang menghambat saluran ginjal dan kantong kemih. Batu yang mengendap dalam ginjal dan saluran kemih sangat beragam jenisnya, di antaranya yaitu batu kalsium oksalat dan batu kalsium karbonat yang mengandung kapur, serta batu asam urat dan sistin yang tidak mengandung kapur.
Dalam pengobatan tanaman ini dapat digunakan dalam bentuk bahan tanaman segar, simplisia, seruk maupun ekstrak kering dalam kapsul. Selain mengandung 63,34% kalium dalam daunnya, kecibeling juga mengandung asam silikat dan kalsium serta beberapa senyawa lain seperti saponin, flavonoid, glikosida, sterol, golongan terpen dan lemak. Selain itu daun kecibeling juga berfungsi sebagai antioksidan dan menangkal radikal bebas, karena mengandung vitamin A. B1 dan B2 yang cukup tinggi dan juga mengandung katein dan tannin.
Para ahli pengobatan tradisional menggunakan tanaman kecibeling sebagai obat penyakit batu ginjal karena kandungan kaliumnya yang tinggi. Kalium memiliki sifat diuretic yang kuat, serta dapat melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat dan kalsium karbonat pada kandung batu ginjal serta kandung kemih.
Aplikasi
Cara penggunaan kecibeling dapat dilakukan dengan cara tradisional dan modern. Secara tradisional yaitu dengan menggunakan bahan tanaman segar, simplisia dan serbuk. Penggunaan bahan segar tanaman yaitu dengan mengambil bagian daun yang telah cukup tua sebanyak 3 lembar, daun dimakan sebagai lalap setiap hari dan dilakukan secara teratur. Dengan cara direbus yaitu daun segar sebanyak 25-50 gram direbus dengan 2 gelas air bersih sebanyak 15 menit, setelah dingin disaring kemudian diminum airnya, dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Dalam bentuk simplisia digunakan 5-10 gram dan dimasukkan ke dalam 1 gelas air mendidih dan ditutup, setelah dingin baru diminum, dilakukan pagi dan sore hari. Untuk serbuk digunakan 5-10 gram serbuk yang dicampur dengan air mendidih dan diminum dua kali sehari.
Pengobatan batu ginjal secara modern sudah banyak metodenya, seperti memakai sinar laser, pembedahan memakai getaran kejut dan minum obat. Akan tetapi sampai sekarang pengobatan dengan cara modern tersebut belum menampakkan hasil yang memuaskan.
Pengobatan batu ginjal dengan cara-cara modern tersebut dinilai relatif mahal biayanya untuk ukuran kebanyakan masyarakat Indonesia, oleh karena itu pengobatan tradisional dengan daun kecibeling menjadi alternatif pengobatan yang efektif dan sangat terjangkau oleh masyarakat Indonesia.
Wednesday, August 17, 2011
PESTISIDA
Abamektin Phoscormite 18 EC
Swallow 80 WP
Zylene 80 WG
Sulphorus 80 WG
Besromyl 35 WP
Rampart 25 WP
Magenta 50 WP
Delsene MX 80 WP
Mandazim 80 WP
Pascal 50 WP
Grandzeb 80 WP
Topsindo 70 WP
Gita 80 WP
Kencozeb 80 WP
Macoban 80 WP
Metazeb 80 WP
Raincozeb 80 WP
Spring 80 WP
Tridex 80 WP
Mandazim 80 WP
Cozene 80 WP
Check Point 75 WP
Kuda nil 75 WP
Pyramid 72 WP
Tagoling 75 WP
Wendry 75 WP
Aminil 750 WP
Demorf 60 WP
Renon 50 WP
Cougar 280 SC
Arytop 300 SC
Centaskor 275 EC
Fenosida 250 SC
Indokor 250 EC
Nelumbo 250 EC
Synopest 250 EC
Hexacore 50 SC
Golex 250 EC
Folicur Gold 430 SC
Siprokonazol Cougar 280 SC
Acapella System
Trisiklazol Filia 525 SC
Blas Gone 75 WP
Akara 75 WP
Samar 75 WP
Nautile
Bigquat 276 SL
Gramaquat
Paraxone
Squad
Goal 240 EC
Goltop 240 EC
Zeram 250 EC
Amara
Sida Up 490 SL
Etil Pyrazosulfuron Eros Gold
Sati Gold
Ti Gold
Metsy
Alfamex 18 EC
Amcomec 18 EC
Aragon 36 EC
Cielo 50 EC
Crespo 18 EC
Diomec 18 EC
Matros 18 EC
Numectin 20 EC
Rutin 18 EC
Sagri Pas 250/37 SC
Sidamec 20 EC
Rodamec 18 EC
Black Hawk 75 SP
Counter Plus 50/1,8 WG
Dafat 75 SP
Mega Star 75 SP
Posthene 92,5 WG
Prado 25 EC
Liebas 50 EC
Bona 500 EC
Naga 500 EC
Buprolord 150 SC
Dipostar 400 SL
Sidatan 410 SL
Proclaim 19 EC
Crumbel 10 EC
Emmacel 22 EC
Kooka 19 EC
Regent 0.3 G
Dharmafur 3 G
Sidafur 3 G
Mipcindo 50 WP
Lannate 25 WP
Rosco 75 WP
Besvidor 25 WP
Bima 10 WP
Rudor 200 SL
Indocron 500 EC
Sidacron 510 EC
Rampage 100 EC
Sagripas 250/37 SC
RIP 200 EC
Dosbun 200 EC
Starban
Fenkill 200 EC
Mega Cyper 100 EC
Unimetrin 100 EC